Lusail, Qatar, Buana Nusantara – Maverick Viñales harus menelan pil pahit usai kehilangan posisi runner-up di MotoGP Qatar 2025. Red Bull KTM Tech3, tim yang ia bela, melihat hasil apiknya sirna setelah penalti waktu 16 detik dijatuhkan pasca balapan.
Steward menjatuhkan penalti karena tekanan ban motor Viñales tidak memenuhi batas minimum selama 60% durasi balapan.
Viñales sejatinya finis di posisi kedua dengan performa impresif. Ia bahkan sempat memimpin jalannya balapan sebelum akhirnya disalip oleh Marc Márquez. Namun, hasil investigasi mengubah nasibnya, dan ia harus puas turun ke posisi ke-14 dalam klasemen akhir.
Perubahan ini mengangkat Franco Morbidelli dari tim VR46 Ducati ke posisi kedua, sementara Pecco Bagnaia melengkapi podium di posisi ketiga.
Aturan mengenai tekanan ban kembali menuai kritik. Pedro Acosta, rekan setim Viñales, menilai peraturan tersebut perlu dievaluasi ulang. Ia beralasan bahwa faktor eksternal seperti angin dan suhu bisa memengaruhi tekanan ban secara signifikan. “Kehilangan podium karena hal seperti ini tidak terasa adil, terutama bagi pembalap yang tampil cepat dan konsisten,” ujar Acosta.
Meski gagal naik podium, Viñales tetap menunjukkan sikap positif. Ia mengapresiasi kerja keras tim dan melihat hasil ini sebagai langkah maju bersama KTM. “Kami menunjukkan potensi besar. Tim ini luar biasa, dan kami akan terus bekerja keras untuk meraih hasil lebih baik,” ucapnya.
Insiden ini kembali menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi teknis di MotoGP. Kontroversi ini juga membuka peluang untuk meninjau ulang aturan, agar pembalap tidak kehilangan hasil bagus karena faktor yang sulit dikendalikan.